Kamis, 26 Desember 2013

Referensi Wisata Kawah Kamojang



Mandi Uap Di Kawah Kamojang:
Membuat Badan Susut, Mengendurkan Saraf Yang Kusut
kawah kereta

Merasakan sauna ala rumah kecantikan dan hotel berbintang ternyata tak harus mahal. Di Kawah Kamojang, Anda cukup merogoh kocek Rp 1.000 – Rp 2.000 saja untuk dapat menikmati sensasi sauna alami yang dihasilkan dari uap pegunungan Gunung Guntur. Udara sejuk serta pemandangan yang terhampar di sepanjang perjalanan pun dijamin bakal mengurai kepenatan. 

Kawah Kamojang berada di punggung Gunung Guntur, sebuah pegunungan dengan gas alam aktif dan menjadi Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Pertama Di Indonesia. Letaknya di perbatasan Bandung-Garut, lebih tepatnya di Kecamatan Ibun yang berjarak sekitar 35 km dari Kota Bandung atau sejauh 28 km dari Garut. 

Nama Kawah Kamojang memang masih kalah populer bila dibandingkan dengan Kawah Putih Ciwidey ataupun Tangkuban Perahu. Namun, bagi warga sekitar, kawah yang berada di ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut itu sudah sangat tersohor.

Jadi, jika ingin ke Kawah Kamojang, jangan ragu untuk menanyakan kepada orang yang pertama kali Anda temui. Mereka biasanya akan mengarahkan Anda untuk melewati jalur terdekat melalui Rancaekek, kemudian terus ke Kecamatan Majalaya. Meski begitu, Anda tetap harus berhati-hati. Sebab, jalan menuju kawah cukup terjal.

Jalur menanjak dan berkelokan tajam terlebih dahulu harus dilalui agar bisa sampai ke Kawah Kamojang. Untuk itu, jika menggunakan kendaraan dengan kekuatan hanya 1.000 – 1.300 cc tenaga kuda tapi berpenumpang banyak, sebaiknya waspada.

Hal inilah yang dialami pula oleh tim Margind.Com saat mengunjungi pegunungan bertipe strato dan dilaporkan terakhir meletus pada zaman pliestosen itu, Ahad (15/12/2013) lalu.

Kendati demikian, kesulitan tersebut seketika memudar dari kepala saat hamparan pemandangan alam yang masih asri itu disuguhkan di sepanjang perjalanan. Pipa-pipa besar, fumarol, kawah lumpur, danau panas, dan uap yang mengepul dari sela-sela rekahan tanah menjadi pemandangan pertama yang ditemui tim Margind.Com.

Sayangnya, tak banyak wisatawan yang datang kala itu, mungkin, karena akses jalannya cukup terjal dan berkelok-kelok untuk dilalui. “Bisa jadi hal itu yang membuat minat orang untuk datang berkurang,” sahut Ujang 52 tahun, salah seorang penjaga tiket di Kawasan Cagar Alam dan Wisata Kawah Kamojang membenarkan.

Terdapat 23 kawah yang memiliki nama masing-masing tersebar di kawasan wisata seluas 10 hektar itu. “Namun yang paling terkenal adalah Kawah Hujan dan Kawah Kereta,” ucap Ujang. Mengapa Kawah Kereta? “Letupan gas uap di kawah itu cukup kencang sehingga menimbulkan kebisingan mirip suara kereta,” jawabnya sambil tersenyum.

Perjalanan pun berlanjut menuju Kawah Hujan. Namun sebelum itu, kami melewati apa yang mereka sebut Kawah Kereta tadi. Benar saja yang dikatakan Ujang, tekanan uap gas yang muncul dari kawah itu amat luar biasa, mencapai 2,5 bar. Juru kunci Kawah Kereta kerap melemparkan botol plastik ke tengah kawah - seketika, botol tersebut terpental hingga 10 meter. Luar biasa, benar-benar memancing adrenaline!!!

Seolah akan meletus, sepanjang langkah menuju Kawah Hujan banyak rekahan tanah yang mengeluarkan uap. Di Kawah Hujan lah kami bertemu dengan juru kunci, Koko namanya.

Panasnya dinaikkan lagi nih, siap-siap. Ucap Koko (70), satu-satunya juru kunci yang sehari-hari menemani para wisatawan. Terkadang, Koko sedikit menjauh dari para pengunjung. Sambil menghisap rokok, pria bertopi koboi itu seperti sedang bicara sendirian.

“Ini sedang ngobrol dengan penunggu gunung ini,” katanya sembari menunjuk ke arah semak belukar. Sesuai permintaan pengunjung, Koko pun menaikan lagi tingkat panas uap.

Hebatnya lagi, aksi pria yang sudah 48 tahun menjadi kuncen itu tak hanya sampai di situ. Koko mengambil batang pohon kemudian mengarahkannya tepat ke pengunjung. Sejurus kemudian, uap mengepul semakin banyak. Sungguh di luar nalar.

Kepada Margind.Com, ia mengaku bisa menghabiskan hingga 7 bungkus rokok dalam sehari dan kerap melakukan ritual-ritual khusus pada malam harinya. “Itu semua agar para pengunjung yang datang merasa nyaman dan tak diganggu,” sergahnya.

Meski suasana mistis cukup kental, Koko mengaku tidak takut. Katanya, sejak kecil dirinya sudah akrab dengan kondisi alam di Gunung Guntur sehingga ia tidak merasakan ketakutan sama sekali. Apalagi, aku Koko, kakek buyutnya yakni Pak Masjiab, merupakan orang yang pertama kali menemukan Kawah Kamojang tersebut.

Lebih jauh, menurut Koko, banyak diantara pengunjung Kawah Hujan datang untuk berobat. Sebab, mandi uap di kawah tersebut diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti: jantung, stroke, influensa, penyakit kulit, darah tinggi, dan reumatik.

Selain itu, tambahnya, mandi uap di Kawah Kamojang bisa menyusutkan berat badan sampai 20 kg. Nah, bagi Anda yang ingin membakar lemak dalam tubuh dengan sauna, Kawah Kamojang bisa menjadi rekomendasi yang tepat. Sebab, dari penuturan Koko, suhu uap panas di Kawah Hujan diketahui mencapai 100 – 120 derajat celcius.


nb: pernah dipublikasikan di media online margind.com

1 komentar: