Mandi
Uap Di Kawah Kamojang:
Merasakan sauna ala rumah kecantikan dan hotel
berbintang ternyata tak harus mahal. Di Kawah Kamojang, Anda cukup merogoh
kocek Rp 1.000 – Rp 2.000 saja untuk dapat menikmati sensasi sauna alami yang
dihasilkan dari uap pegunungan Gunung Guntur. Udara sejuk serta pemandangan
yang terhampar di sepanjang perjalanan pun dijamin bakal mengurai kepenatan.
Kawah Kamojang berada di punggung Gunung Guntur,
sebuah pegunungan dengan gas alam aktif dan menjadi Lokasi Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi Pertama Di Indonesia. Letaknya di perbatasan Bandung-Garut,
lebih tepatnya di Kecamatan Ibun yang berjarak sekitar 35 km dari Kota Bandung atau
sejauh 28 km dari Garut.
Nama Kawah Kamojang memang masih kalah populer
bila dibandingkan dengan Kawah Putih Ciwidey ataupun Tangkuban Perahu. Namun,
bagi warga sekitar, kawah yang berada di ketinggian 1.730 meter di atas
permukaan laut itu sudah sangat tersohor.
Jadi, jika ingin ke Kawah Kamojang, jangan ragu
untuk menanyakan kepada orang yang pertama kali Anda temui. Mereka biasanya
akan mengarahkan Anda untuk melewati jalur terdekat melalui Rancaekek, kemudian
terus ke Kecamatan Majalaya. Meski begitu, Anda tetap harus berhati-hati.
Sebab, jalan menuju kawah cukup terjal.
Jalur menanjak dan berkelokan tajam terlebih
dahulu harus dilalui agar bisa sampai ke Kawah Kamojang. Untuk itu, jika
menggunakan kendaraan dengan kekuatan hanya 1.000 – 1.300 cc tenaga kuda tapi
berpenumpang banyak, sebaiknya waspada.
Hal inilah yang dialami pula oleh tim Margind.Com
saat mengunjungi pegunungan bertipe strato
dan dilaporkan terakhir meletus pada zaman pliestosen
itu, Ahad (15/12/2013) lalu.
Kendati demikian, kesulitan tersebut seketika
memudar dari kepala saat hamparan pemandangan alam yang masih asri itu
disuguhkan di sepanjang perjalanan. Pipa-pipa besar, fumarol, kawah lumpur, danau panas, dan uap yang mengepul dari
sela-sela rekahan tanah menjadi pemandangan pertama yang ditemui tim
Margind.Com.
Sayangnya, tak banyak wisatawan yang datang kala
itu, mungkin, karena akses jalannya cukup terjal dan berkelok-kelok untuk
dilalui. “Bisa jadi hal itu yang membuat minat orang untuk datang berkurang,” sahut
Ujang 52 tahun, salah seorang penjaga tiket di Kawasan Cagar Alam dan Wisata
Kawah Kamojang membenarkan.
Terdapat 23 kawah yang memiliki nama
masing-masing tersebar di kawasan wisata seluas 10 hektar itu. “Namun yang
paling terkenal adalah Kawah Hujan dan Kawah Kereta,” ucap Ujang. Mengapa Kawah
Kereta? “Letupan gas uap di kawah itu cukup kencang sehingga menimbulkan
kebisingan mirip suara kereta,” jawabnya sambil tersenyum.
Perjalanan pun berlanjut menuju Kawah Hujan.
Namun sebelum itu, kami melewati apa yang mereka sebut Kawah Kereta tadi. Benar
saja yang dikatakan Ujang, tekanan uap gas yang muncul dari kawah itu amat luar
biasa, mencapai 2,5 bar. Juru kunci Kawah Kereta kerap melemparkan botol
plastik ke tengah kawah - seketika, botol tersebut terpental hingga 10 meter. Luar
biasa, benar-benar memancing adrenaline!!!
Seolah akan meletus, sepanjang langkah menuju
Kawah Hujan banyak rekahan tanah yang mengeluarkan uap. Di Kawah Hujan lah kami
bertemu dengan juru kunci, Koko namanya.
Panasnya dinaikkan lagi nih, siap-siap. Ucap Koko
(70), satu-satunya juru kunci yang sehari-hari menemani para wisatawan.
Terkadang, Koko sedikit menjauh dari para pengunjung. Sambil menghisap rokok,
pria bertopi koboi itu seperti sedang bicara sendirian.
“Ini sedang ngobrol dengan penunggu gunung ini,”
katanya sembari menunjuk ke arah semak belukar. Sesuai permintaan pengunjung,
Koko pun menaikan lagi tingkat panas uap.
Hebatnya lagi, aksi pria yang sudah 48 tahun
menjadi kuncen itu tak hanya sampai di situ. Koko mengambil batang pohon
kemudian mengarahkannya tepat ke pengunjung. Sejurus kemudian, uap mengepul
semakin banyak. Sungguh di luar nalar.
Kepada Margind.Com, ia mengaku bisa menghabiskan
hingga 7 bungkus rokok dalam sehari dan kerap melakukan ritual-ritual khusus
pada malam harinya. “Itu semua agar para pengunjung yang datang merasa nyaman
dan tak diganggu,” sergahnya.
Meski suasana mistis cukup kental, Koko mengaku
tidak takut. Katanya, sejak kecil dirinya sudah akrab dengan kondisi alam di
Gunung Guntur sehingga ia tidak merasakan ketakutan sama sekali. Apalagi, aku
Koko, kakek buyutnya yakni Pak Masjiab, merupakan orang yang pertama kali
menemukan Kawah Kamojang tersebut.
Lebih jauh, menurut Koko, banyak diantara
pengunjung Kawah Hujan datang untuk berobat. Sebab, mandi uap di kawah tersebut
diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti: jantung, stroke,
influensa, penyakit kulit, darah tinggi, dan reumatik.
Selain itu, tambahnya, mandi uap di Kawah
Kamojang bisa menyusutkan berat badan sampai 20 kg. Nah, bagi Anda yang ingin
membakar lemak dalam tubuh dengan sauna, Kawah Kamojang bisa menjadi
rekomendasi yang tepat. Sebab, dari penuturan Koko, suhu uap panas di Kawah
Hujan diketahui mencapai 100 – 120 derajat celcius.
nb: pernah dipublikasikan di media online margind.com

keren infonya, nyolong ya! hahaha
BalasHapus